Halo readers!
Di kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu pengalaman yang impresif saat mengikuti salah satu tes bahasa Inggris yang akhir-akhir ini cukup banyak diperbincangkan oleh calon mahasiswa sebagai syarat mendaftar di kampus impian. Yuk kenalan dengan Duolingo!
Duolingo merupakan platform media pembelajaran bahasa Inggris yang menawarkan layanan belajar secara interaktif dan dengan teknologi yang kreatif. Nah salah satu layanan yang tersedia yaitu Duolingo English Test (DET) ini. DET memang cukup asing bagi sebagian orang termasuk saya pada waktu itu. Untuk pertama kalinya saya mendengar nama DET ini dari website kampus tujuan studi saya untuk pascasarjana, yaitu UCL.
Saya sudah mendaftar di UCL sejak awal tahun 2020 dan mendapat Conditional Offer (Diterima secara bersyarat) setelah menantikannya selama beberapa bulan. Syarat yang harus saya penuhi yaitu tes bahasa Inggris dengan standar Good versi UCL, yang mana sebelumnya saya mengumpulkan tes IELTS saya dengan skor overall 7.0 namun sayangnya Speaking Score saya hanya 6.0 sehingga belum bisa mendapatkan Unconditional LoA.
Saat itu cukup kecewa, tetapi saya juga harus segera move on dan mengambil tes IELTS kembali agar LoA saya berubah jadi Unconditional. Nah, kebetulan sejak Maret 2020, Indonesia sedang heboh-hebohnya dengan kehadiran virus Corona yang berpengaruh terhadap layanan tes kebahasaan. IELTS pun sempat menutup layanan tes untuk sementara dan saya juga masih cukup was-was dengan adanya pandemi. Jadilah saya semakin malas untuk ambil tes lagi dan semakin menundanya.
Hikmah dari keadaan ini yaitu selama pandemi bisa explore lebih banyak hal yang belum saya ketahui tentang peluang masuk UCL, termasuk dengan DET yang pertama kali saya dengar dan memutuskan untuk memilih opsi ini sebagai solusi. Ada beberapa pertimbangan sebelum akhirnya saya memantapkan diri untuk ambil tes ini. Alasannya?
- Tes dilakukan secara daring/online sehingga sangat memudahkan saya yang masih sibuk bekerja ini.
- Biaya tes jauh lebih murah dibanding TOEFL/IELTS. Biaya DET ini hanya seharga 49 USD (saat itu senilai Rp. 694.000). Coba dibandingkan dengan IELTS seharga hampir 3 juta dan Toefl seharga sekitar 2,5 juta, pastinya DET jauh lebih murah bahkan beda tipis dengan TOEFL ITP.
- Hasil tes selesai dalam waktu yang lebih cepat, yaitu maksimal 48 jam setelah tes.
- Jika terjadi gangguan teknis, kita bisa mengulang ujian secara gratis.
- Jika (misalnya) skor tes masih belum mencukupi, setidaknya lebih hemat biayanya saat harus mengulang ujian.
- Jenis ujiannya lebih variatif dan tidak membosankan serta tidak membuat kita mengantuk. Soal-soal pada DET berdurasi cukup singkat serta bersifat adaptif; semakin tepat jawaban kita, semakin sulit pula soal-soal selanjutnya.
- Kurang apa lagi? DET hadir dengan biaya lebih murah, jenis soal yang tidak sebegitu sulitnya, dan lebih hemat tenaga dan waktu, serta lebih efektif di tengah pandemi ini. Akhirnya saya mantap memilih tes ini.
Namun di sisi lain, tidak mungkin tes ini menjadi pilihan sempurna. Ada beberapa hal yang menjadi kekurangan tes Duolingo ini, diantaranya:
- Tidak semua universitas menerima Duolingo English Test sebagai syarat penerimaan mahasiswa. Entah karena DET masih tergolong start-up yang masih melakukan ekspansi, atau ada aspek lainnya. Yang pasti kita harus jeli mencari tahu universitas mana yang akan kita tuju dan mengecek syarat bahasa yang tersedia di web admisi. Syukurnya, UCL sudah menerima tes ini.
- Karena DET ini berbasis daring dan menggunakan teknologi untuk akurasi pelaksanaannya, sangat mungkin terjadi gangguan atau ketidaksengajaan yang menyelahi aturan sehingga tes tidak dapat dinilai dan akhirnya harus mengulang. Mulai dari gangguan suara dari luar, menoleh dan menggerakkan kepala berlebihan, gambar wajah keluar dari halaman tes, kursor mouse yang tidak sengaja keluar dari halaman tes, mata yang hanya memandang ke keyboard, tidak melihat kamera saat speaking, dan masih banyak lagi drama lainnya. Jadi para test taker DET ini harus ekstra hati-hati dan tetap konsentrasi. Meskipun terkesan tidak nyaman karena aturannya yang cukup banyak dan detail, namun selama kita rajin berlatih tes ini pasti akan terbiasa.
- Sumber belajar masih sangat terbatas. Berbeda dengan IELTS dan TOEFL yang memang sudah populer dan banyak sekali tutorial persiapannya, Duolingo English Test ini masih belum banyak diajarkan oleh English experts secara daring apalagi luring.
- Bagi sebagian orang, durasi tes terlalu cepat. Namun bagi saya, justru durasi yang cepat itu sangat seru karena kita bisa belajar lebih keras dan lebih kreatif membuat jawaban. Tujuannya memang seperti itu, dalam waktu singkat kita diuji apakah bisa menyelesaikan soal dengan baik atau tidak. Akan ada momen panik pastinya, dan sensasi itulah yang membuat saya suka tes ini.
- Duolingo sudah menyediakan Practice Test sebagai bahan persiapan untuk test taker. Sayangnya, soal yang diberikan selalu berulang-ulang dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah serta kuantitas soal yang tidak sebanyak di real test. Ini memang tricky, jadi kita harus belajar dengan lebih kreatif agar bisa menaklukkan semua soal yang lebih kompleks saat real test. Tips untuk belajar akan saya bagikan setelah ini ya!
Setelah sekian lama dalam kebimbangan dan ketidakpastian karena sedang pandemi, akhirnya sejak Oktober saya sudah membulatkan niat untuk tes DET ini (Setelah selesai Persiapan Keberangkatan/PK daring LPDP). Jujur tidak banyak yang perlu dipersiapkan, hanya konsistensi dan keseriusan untuk memahami jenis dan trik menjawab setiap pertanyaannya.
Sebagai seseorang yang sudah pernah tes IELTS dan TOEFL, DET ini bagi saya lebih santai dalam persiapannya. Jika dulu saya harus benar-benar belajar keras dan menggebu-gebu, untuk Duolingo ini saya lebih menikmati proses untuk membuat progres. Nah, proses persiapan saya sekitar satu setengah bulan (tidak intensif, karena sibuk kerja dan mengajar) dengan rajin mencoba practice test yang sudah tersedia. Lalu bagaimana saya mempersiapkan tes ini? Here we go!
- Mulailah dengan riset dan pelajari semua hal tentang Duolingo ini. Mulai dari jenis soal, durasi, tingkat kesulitan, strategi dan semua hal detail lainnya. Semua informasi tersedia di Google maupun Youtube.
- Membuat action plan yang spesifik dan terukur. Buatlah rencana waktu untuk melakukan practice test di web Duolingo, latihan mengetik cepat, latihan menulis esai bagus dengan bahasa akademik dalam waktu singkat, latihan speaking, latihan membaca kosa kata sulit, latihan c-test, dan seterusnya.
- Membuat akun Duolingo lebih dari satu serta melakukan practice test di lebih dari satu komputer/laptop agar kita bisa menjumpai soal jenis lain. Apabila hanya praktik di komputer dan di akun yang sama, soal yang akan kita kerjakan pun cenderung sama dan pastinya membosankan. Solusinya yaitu kita bisa mencoba logout lalu login dengan akun lain. Selain itu, karena sepertinya Duolingo membaca IP komputer kita, cobalah untuk melakukan latihan di komputer lainnya agar soal yang kita kerjakan benar-benar berbeda.
- Perbanyak mendengar omongan berbahasa Inggris untuk praktik mendengarkan. Tes Listening di DET memang lebih sederhana dibanding IELTS atau TOEFL, namun di Duolingo kesempatan mendengarkan kalimat hanya 3 kali saja. Audio yang tersedia juga ada yang simpel dan ada yang sangat panjang serta kompleks. Latih terus pendengaran kemudian ketikkan di layar monitor agar kita lebih lancar saat tes.
- Siapkan semua hal yang membuat tes lancar tanpa gangguan namun kita tetap nyaman. Siapkan ruangan dengan pencahayaan yang baik dan jauh dari kebisingan, siapkan meja komputer dan kursi yang nyaman, siapkan speaker tambahan dengan suara yang mantap, serta jangan pernah gunakan headset, emulator software, maupun software kamera tambahan karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi penilaian.
- Tetap tenang saat mengerjakan soal. Jangan panik atau terlalu terburu-buru. Caranya agar tidak panik? Banyak berlatih soal, agar kita terbiasa dan sudah siap mengerjakan semua pertanyaan.
- Doa agar semuanya lancar.
Nah apa hanya itu saja persiapannya? Tentu saja tidak. Pertanyaan lain yang membuat banyak orang penasaran yaitu tentang referensi belajar Duolingo.
Pada kenyataannya, masih belum banyak informasi dan trik yang diajarkan oleh English experts di internet, sehingga sumber belajar tes ini bisa dibilang terbatas dibanding tes bahasa Inggris lainnya. Namun jangan khawatir, karena masih ada beberapa sumber belajar DET ini yang sangat bagus untuk persiapan. Berikut listnya
- Youtube: English Teacher Luke - English Exams Prep
- Web: ingo-prep.5lri.cn
- Speaking: Any source.
- Listening & Reading: BBC News, CNN News, dst. Semua listening source yang sudah banyak direkomendasikan oleh English expert tentu saja bermanfaat.
- Writing: Tulis sendiri, lalu cek di PaperRater
- Gabung group Facebook Pejuang Duolingo ini cukup membantu banget buat berbagi dan cari tahu pengalaman orang lain.
- Dan pastinya, the one and only Duolingo Practice Test Page.
Hal lain yang tak kalah membuat penasaran adalah tentang Duolingo Practice Test. Di layanan gratis untuk latihan soal ini, kita akan diberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan soal-soal seperti real test, jadi fasilitas satu ini akan sangat memudahkan kita dan memberi gambaran seperti apa tes yang sebenarnya.
Ada beberapa pertanyaan terkait dengan practice test ini yang sudah disampaikan ke saya dan inilah daftarnya beserta jawabannya:
Q: Apakah practice test sama dengan real test?
A: Iya, tipe soalnya sama dengan tes aslinya. Hanya saja jumlah soal dan tingkat kesulitan saat tes sebenarnya berbeda. Banyak yang bilang bahwa real test lebih sulit dibanding practice test. namun menurut saya, semua tergantung dari persiapan kita dan mengingat soal di tes ini adaptif, tentu saja akan semakin sulit pertanyaannya apabila banyak soal yang kita jawab dengan benar.
Q: Apakah bisa menggunakan microphone dan headphone eksternal selama test?
A: Tidak boleh, sudah dijelaskan di test rules.
Q: Saya mendapat skor 115-130, apakah arti skor ini selama practice test?
A: Ada sumber yang mengkonfirmasi bahwa rentang skor tersebut menunjukkan bahwa nilai kita diprediksi berada di antara angka tersebut. Bisa saja nilai kita berada di 115, 130, atau diantaranya.
Q: Skor practice test selalu berbeda-beda, apakah itu mempengaruhi hasil akhir?
A: Tidak ada jaminan bahwa skor practice test akan menjadi sama persis seperti di real test. Bisa saja jika performa kita sangat baik maka akan melebihi estimated score dan juga sebaliknya. Ada yang kebetulan dapat final score terendah dan ada juga yang dapat skor tertinggi. Semua kemungkinan bisa terjadi. So, get prepared very well!
Q: Apakah practice test dari sumber luar bisa dipercaya?
A: Untuk latihan pasti bagus, darimana pun sumbernya. Hal ini dikarenakan soal asli saat DET tidak akan pernah sama dengan practice test, hanya saja tipe soalnya pasti sama.
Q: Bagaimana tips dapat skor tinggi?
A: Kerjakan semua soal tanpa meninggalkan satu pun soal tanpa jawaban, terutama c-test. Untuk speaking, jangan habiskan waktu untuk memikirkan ide. Usahakan untuk langsung menjawab pertanyaan sesegera mungkin. Untuk writing, pastikan menulis esai lebih dari limit kata yang diminta (I did this and the result was satisfying). Misalkan diminta 50 kata, tulislah >120 kata) karena ini cukup bisa mendongkrak skor. Selengkapnya, ada di sini.
Q: Bagaimana perbandingan DET, IELTS, dan TOEFL? Mana yang lebih worthy?
A: It depends on us, sesuaikan dengan kebutuhan. Yuk dilihat tabel ini biar lebih jelas:
A: Sebenarnya semua porsinya sama, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan di salah satu aspek saja. Namun, dari cerita grup Facebook yang mana banyak anggotanya mengunggah sertifikat DET, banyak dari orang-orang (termasuk saya) mendapat nilai production yang relatif rendah dibanding aspek tes yang lain. Ini adalah sebuah pelajaran bagi mereka yang belum tes DET, agar production aspect benar-benar diperhatikan. UCL, contohnya, justru mensyaratkan nilai production DET minimal 120, sedangkan aspek lainnya minimal 115 untuk standar 'good'. Nah, bagaimana detail penilaian tes Duolingo ini? Berikut grafiknya:
Masih ada pertanyaan lainnya tentang tes Duolingo ini? Langsung saja cek di sini.
Sejujurnya, saya pun tidak menyebut adanya sebuah trik jitu untuk mendapat skor 130 di DET ini, karena saya juga merasakan drama yang membuat saya merasa payah hingga hampir malas untuk tes ini lagi. Begini ceritanya.
Saya sudah melakukan tes Duolingo ini sebanyak dua kali, namun hanya perlu membayar sekali saja. Kegagalan tes pertama yaitu tes tidak dapat dinilai dikarenakan ruangan yang cukup bising hingga akhirnya saya harus tes ulang di hari lain (seperti gambar di atas dengan keterangan Test Invalid). Sangat disayangkan, padahal saya sudah mempersiapkan mulai dari cari tempat yang ber-AC dengan koneksi internet lancar, cari speaker JBL agar audio listening terdengar mantap, juga pakai laptop stand agar saya bisa nyaman mengetik saat menjawab pertanyaan writing namun tetap memandang kamera.
Di tes pertama awalnya saya mengerjakan soal dengan baik dan penuh kepercayaan diri. Pun ketika selesai mengerjakan soal, saya merasa puas dan yakin bahwa saya bisa mendapat target skor untuk memenuhi persyaratan UCL. Sayangnya, saat tes berlangsung, tiba-tiba terdengar suara kendaran yang lalu lalang di depan rumah yang membuat saya tidak dinilai, padahal saya merasa suaranya tidak terlalu keras dan tidak akan masuk ke laptop. Rasanya sangat kecewa dan geregetan karena sudah pesiapan matang serta sudah menjawab soal dengan mantap tapi gagal karena faktor lain.
Life goes on. Dua hari setelah pengumuman tersebut, saya memutuskan untuk pesan satu kamar hotel agar bisa mengerjakan tes dengan lebih tenang tanpa gangguan. Semangat di tes kedua ini tidak seperti di percobaan pertama dan ada sedikit rasa khawatir akan gagal untuk kedua kalinya, jadi saya sangat berhati-hati. Di beberapa menit pertama saya masih menikmati tes dan bisa menjawab dengan baik. Namun sayang sekali, di menit-menit kemudian muncullah suara pesawat terbang tepat di atas atap hotel tempat saya menginap.
Saat itu memang lokasi hotel cukup dekat dengan bandara Juanda, namun karena pagi itu cuaca cukup buruk sehingga saya menduga tidak akan ada penerbangan yang mungkin mengganggu. Jujur suara pesawat terbang itu merusak konsentrasi saya, dan mulai kehilangan semangat. Di soal c-test terakhir, terdapat dua atau tiga soal yang belum saya kerjakan karena waktu sudah habis.
Selanjutnya di tes speaking, saya cukup berantakan dan tidak lagi berkonsentrasi karena sudah suudzon akan gagal kedua kalinya atau hasilnya di bawah standar sehingga saya menjawab dengan kurang pede dan substansi omongan saya agak buruk rasanya, tak sebaik di percobaan pertama. Setelah menyelesaikan tes, pikiran lumayan kacau, malas makan, lemas, dan ya begitulah.
Setelah tes, akhirnya saya menemui teman-teman kantor dan masak-masak bersama untuk menghibur diri. Malam harinya, sekitar pukul 10 malam saya mendapat email dari Duolingo dan rasanya sangat mendebarkan. Rasa takut mengulang tes atau justru hasilnya di bawah ekspektasi terus menghantui.
Ternyata keajaiban terjadi. Ketika saya buka email, tertulis saya mendapat skor 130 dari yang sebelumnya saya berfikir akan mendapat skor kurang dari 125. What a surprise! Kemudian esok harinya, hasil tes tesebut langsung saya submit ke UCL dengan penuh semangat karena sudah melebihi standar yang diminta. I was extremely happy!
Dan itulah perjalanan melaksanakan Duolingo English Test dengan segala keseruan dan drama yang terjadi. Rasanya juga bersyukur akhirnya bisa mendapatkan Unconditional LoA dari UCL dengan modal sertifikat bahasa satu ini.
Untuk para pembaca yang akan berjuang mendapatkan LoA di kampus luar negeri, mungkin Duolingo bisa menjadi salah satu opsi yang cukup menggiurkan. Semoga informasinya bermanfaat dan jika ada pertanyaan silakan tulis di kolom komentar. Semangat belajar dan semangat ya para pejuang LoA!
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Terima kasih!