Tuesday, 15 June 2021

Tes Bebas TBC untuk VISA UK di RS Premier Surabaya

Dokumen pribadi. 



Halo readers!

Saatnya bercerita pengalaman lain dari perjalanan panjang untuk kuliah di London. Kali ini adalah proses mendapatkan salah satu prasyarat mendapatkan dokumen izin masuk negara Inggris alias Visa UK, yaitu surat keterangan bebas TBC (Tuberkulosis). Sertifikat bebas TBC ini sangat penting karena konon katanya karena Indonesia memiliki angka penderita Tuberkulosis yang cukup tinggi, sehingga beberapa negara mewajibkan peraturan ini. 


Sebagai informasi, tes ini tidak dapat dilakukan di sembarang rumah sakit, karena pemerintah Inggris melalui web resminya sudah menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dilakukan di rumah sakit yang telah ditunjuk, salah satunya Rumah Sakit Premier Surabaya. Informasi selengkapnya ada di sini


I took this test exactly yesterday, 14 June 2021.


Sebagai informasi, durasi berlakunya tes ini adalah 6 bulan dan hasil tes bisa dipakai untuk Visa atau registrasi lain, tapi khusus Visa sepertinya format suratnya memang dibuat khusus seperti gambar di atas. 


Nah, apa saja yang harus dilakukan sebelum melakukan tes ini dan bagaimana prosesnya? Berikut info lengkapnya. 


Persiapan Sebelum Tes


1. Buat janji dengan pihak rumah sakit
Untuk langkah pertama ini, kita harus menyiapkan waktu yang tepat dan membuat janji terlebih dahulu dengan pihak rumah sakit. Untuk di RS Premier Surabaya, booking bisa dilakukan melalui email di luizlumanau@gmail.com atau bisa melalui telepon ke  0315993211 ext 3030. Membuat janji tes ini jika dilakukan via telepon hanya bisa dilayani di jam kerja, begitupun pula tesnya yang hanya dilayani di hari Senin-Jumat pukul 08.00-15.00 WIB. 

2. Siapkan dokumen wajib
Dokumen yang perlu disiapkan di antaranya:
- Passpor asli
- Pasfoto ukuran 3x4 warna latar belakang bebas
 
3. Siapkan biaya yang dibutuhkan
Siapkan biaya sebesar Rp. 850.000 (per tanggal 14 Juni 2021, dan bisa saja berubah). Pembayaran bisa dilakukan secara tunai maupun menggunakan debit. Sayang sekali pembayaran belum bisa menggunakan e-money. 

4. Pastikan tidak punya masalah pernafasan sebelum tes
Jaga kesehatan, jangan sampai dapat masalah pernafasan terutama Covid-19, beeuh bisa ribet nampaknya apalagi ketika diwawancarai oleh dokternya. 

5. Lain-lain
Siapkan map untuk menata beberapa dokumen yang akan diterima setelah tes selesai, karena dokumen cukup banyak untuk dibawa dan akan makin gampang kalau ditata di map. Dan untuk yang mengendarai motor, lebih baik siapkan kantong besar seukuran map foto rontgen karena bakal ribet untuk dibawa. Satu lagi, buat yang tidak sabar menunggu juga bisa bawa buku bacaan, kudapan, film favorit atau apapun itu untuk mengisi kegabutan saat mengantre selama proses tes TBC di RS. Premier Surabaya yang suasananya nyaman ini. 

Pastikan menyiapkan semuanya dengan baik, dan saatnya simak prosedurnya ya!

Proses Tes Bebas TBC Visa UK di RS. Premier Surabaya

1. Cari parkir paling nyaman

Pertama kali ke rumah sakit ini, agak heran karena lokasinya cukup tersembunyi alias tidak berlokasi di pinggir jalan arteri. Namun tenang saja, rumah sakit ini sangat asri dan cukup mudah untuk cari tempat parkir. Biayanya untuk motor yaitu Rp. 3.000, sedangkan untuk mobil Rp.5.000 (or 8.000? I forgot lol). Oh iya, jangan kaget ya kalau melihat banyaknya mobil dibanding motor, this is one of exclusive and 5 starred hospitals in Surabaya!


2. Wajib Rapid Antigen Covid-19 

Sebelum masuk ruangan, akan ada tenda hijau tua untuk registrasi tes rapid antigen. Register yourself before entering the main door. Seperti umumnya, salah satu hidung kita akan dimasuki dengan alat tes kemudian diminta menunggu sekitar 10 menit saja. 


But wait! I wonder why they do not provide computerized registration? You'll need to fill a paper-based Covid-19 test form using only one pen touched by countless hands, and I imagine how many papers wasted only for a short step. Hmmm, fortunately I used my own pen and I think computer-based data entry sounds better 😁


3. Masuk ke IGD Satelit

Setelah menunggu sekitar 10 menit dan menerima secarik kertas seukuran B7 menerangkan hasil tes Covid-19 (mine is negative, alhamdulillah) lalu akan diarahkan untuk antri di resepsionis untuk mengisi form sebanyak dua lembar. Setelah selesai, kita akan diminta untuk menuju ke IGD Satelit (pintu masuk belok kanan, ruangannya di sebelah kanan) untuk menyerahkan kertas hasil rapid antigen dan menyampaikan maksud tes ke petugas. 


Selanjutnya menunggu lagi sekitar dua menit (Jika memang agak sepi) dan akan diberikan nota total biaya yang harus dibayarkan dan hasil tes Covid resmi kemudian diarahkan ke ruangan general check up yang jaraknya sekitar 90 meter dari IGD Satelit. 


4. General Check Up

Di sini kita akan dicek berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah (tensi darah) dalam waktu yang cukup singkat. Actually, mine was not so accurate. I am 180 tall, but there I was only 175 haha. 


Setelah proses ini, kita akan diarahkan untuk menunggu di depan ruang radiologi untuk persiapan rontgen. Oh iya, petugas yang melayani kita di rumah sakit ini bener-bener ramah dan sangat membantu. Mantap!


5. Foto Rontgen Paru

Setelah menunggu secara singkat (kalau tidak banyak antrean), kita akan dipersilakan masuk ke ruang radiologi dan akan disapa beberapa petugas yang sangat ramah. Kita akan dipersilakan ganti baju dengan (I don't know what it is called) baju khusus ala rumah sakit gitu, lalu dipersilakan masuk ke ruangan pemeriksaan general X-Ray. 


Setelah masuk, kita akan dipersilakan berdiri di alat khusus rontgen dengan kedua pundak harus menempel di alat tersebut. Cukup 7 detik, proses kelar. Agak kaget juga kok secepat itu, mungkin karena ini pertama kalinya merasakan rontgen haha. 


Selesai rontgen, lanjut ganti baju lagi dan dipersilakan menunggu dokter Luiz sambil menunggu hasil foto X-Ray tadi. Jika hasil foto rontgen sudah siap, sebaiknya langsung ambil jadi bisa langsung dibawa ke ruang dokter untuk dijelaskan. 


6. Konsultasi dengan dokter Luiz

On Monday, doctor Luiz works at 09.30, but I was there waiting for him before 9 so I got to wait a bit longer than I expect lol


Setelah menunggu untuk dipanggil ke ruangan dokter Luiz, kita akan ditanyai keperluan Visa untuk apa, akan tinggal di mana saat di Inggris, dan konfirmasi keakuratan data kita. Plus, beliau akan cek pernafasan kita secara singkat dan jawablah semua pertanyaan pak dokter dengan baik, dan kita akan mendapat penjelasan hasil tes paru itu dengan cepat. Selesai proses ini, kita bisa langsung ke kasir dan kemudian ambil hasil tesnya. 


Alhamdulillah, my lungs are normal and have no issue related to TBC. 


7. Bayar Biaya Tes

Langsung menuju ke kasir (banyak pilihannya), tunjukkan struk biaya yang sudah diberikan dari petugas di IGD Satelit tadi. 


8. Ambil Hasil Tes

Nah, kalau sudah selesai bayar kita akan dipersilakan untuk langsung balik ke ruang IGD Satelit untuk ambil semua hasil tes. Sebelum itu, akan disodorkan sertifikat bebas TBC yang dicetak di kertas berwarna kuning untuk difoto dari ponsel kita. Jika sudah, kertas kuning tadi akan diambil kembali dan dimasukkan amplop lalu dilem. Kata petugasnya, map yang sudah dilem ini tidak untuk kita buka dan langsung dibawa ketika memproses Visa nanti. 


8. Selesai. 

Nah selesai sudah perjalanan berburu sertifikat bebas TBC demi memenuhi syarat pengurusan Visa UK di RS. Premier Surabaya ini. Jujur, puas banget dengan pelayanan dan kenyamanan rumah sakit satu ini. 


Satu lagi, masih ada dokumentasi yang harus kalian tonton nih biar ada gambaran seperti apa suasana tesnya selama di sana. Yuk tonton di sini!



That's all for today. Have some questions? Hit the comment button below!

Thanks for reading :)




Sunday, 14 February 2021

Duolingo English Test: Solusi Tes Bahasa Inggris untuk Cari LoA di Tengah Pandemi




Halo readers!

Di kesempatan kali ini, saya akan membahas salah satu pengalaman yang impresif saat mengikuti salah satu tes bahasa Inggris yang akhir-akhir ini cukup banyak diperbincangkan oleh calon mahasiswa sebagai syarat mendaftar di kampus impian. Yuk kenalan dengan Duolingo!

Duolingo merupakan platform media pembelajaran bahasa Inggris yang menawarkan layanan belajar secara interaktif dan dengan teknologi yang kreatif. Nah salah satu layanan yang tersedia yaitu Duolingo English Test (DET) ini. DET memang cukup asing bagi sebagian orang termasuk saya pada waktu itu. Untuk pertama kalinya saya mendengar nama DET ini dari website kampus tujuan studi saya untuk pascasarjana, yaitu UCL. 

Saya sudah mendaftar di UCL sejak awal tahun 2020 dan mendapat Conditional Offer (Diterima secara bersyarat) setelah menantikannya selama beberapa bulan. Syarat yang harus saya penuhi yaitu tes bahasa Inggris dengan standar Good versi UCL, yang mana sebelumnya saya mengumpulkan tes IELTS saya dengan skor overall 7.0 namun sayangnya Speaking Score saya hanya 6.0 sehingga belum bisa mendapatkan Unconditional LoA.

Saat itu cukup kecewa, tetapi saya juga harus segera move on dan mengambil tes IELTS kembali agar LoA saya berubah jadi Unconditional. Nah, kebetulan sejak Maret 2020, Indonesia sedang heboh-hebohnya dengan kehadiran virus Corona yang berpengaruh terhadap layanan tes kebahasaan. IELTS pun sempat menutup layanan tes untuk sementara dan saya juga masih cukup was-was dengan adanya pandemi. Jadilah saya semakin malas untuk ambil tes lagi dan semakin menundanya. 

Hikmah dari keadaan ini yaitu selama pandemi bisa explore lebih banyak hal yang belum saya ketahui tentang peluang masuk UCL, termasuk dengan DET yang pertama kali saya dengar dan memutuskan untuk memilih opsi ini sebagai solusi. Ada beberapa pertimbangan sebelum akhirnya saya memantapkan diri untuk ambil tes ini. Alasannya?

  1. Tes dilakukan secara daring/online sehingga sangat memudahkan saya yang masih sibuk bekerja ini.
  2. Biaya tes jauh lebih murah dibanding TOEFL/IELTS. Biaya DET ini hanya seharga 49 USD (saat itu senilai Rp. 694.000). Coba dibandingkan dengan IELTS seharga hampir 3 juta dan Toefl seharga sekitar 2,5 juta, pastinya DET jauh lebih murah bahkan beda tipis dengan TOEFL ITP. 
  3. Hasil tes selesai dalam waktu yang lebih cepat, yaitu maksimal 48 jam setelah tes. 
  4. Jika terjadi gangguan teknis, kita bisa mengulang ujian secara gratis.
  5. Jika (misalnya) skor tes masih belum mencukupi, setidaknya lebih hemat biayanya saat harus mengulang ujian. 
  6. Jenis ujiannya lebih variatif dan tidak membosankan serta tidak membuat kita mengantuk. Soal-soal pada DET berdurasi cukup singkat serta bersifat adaptif; semakin tepat jawaban kita, semakin sulit pula soal-soal selanjutnya.
  7. Kurang apa lagi? DET hadir dengan biaya lebih murah, jenis soal yang tidak sebegitu sulitnya, dan lebih hemat tenaga dan waktu, serta lebih efektif di tengah pandemi ini. Akhirnya saya mantap memilih tes ini.

Namun di sisi lain, tidak mungkin tes ini menjadi pilihan sempurna. Ada beberapa hal yang menjadi kekurangan tes Duolingo ini, diantaranya:
  1. Tidak semua universitas menerima Duolingo English Test sebagai syarat penerimaan mahasiswa. Entah karena DET masih tergolong start-up yang masih melakukan ekspansi, atau ada aspek lainnya. Yang pasti kita harus jeli mencari tahu universitas mana yang akan kita tuju dan mengecek syarat bahasa yang tersedia di web admisi. Syukurnya, UCL sudah menerima tes ini.
  2. Karena DET ini berbasis daring dan menggunakan teknologi untuk akurasi pelaksanaannya, sangat mungkin terjadi gangguan atau ketidaksengajaan yang menyelahi aturan sehingga tes tidak dapat dinilai dan akhirnya harus mengulang. Mulai dari gangguan suara dari luar, menoleh dan menggerakkan kepala berlebihan, gambar wajah keluar dari halaman tes, kursor mouse yang tidak sengaja keluar dari halaman tes, mata yang hanya memandang ke keyboard, tidak melihat kamera saat speaking, dan masih banyak lagi drama lainnya. Jadi para test taker DET ini harus ekstra hati-hati dan tetap konsentrasi. Meskipun terkesan tidak nyaman karena aturannya yang cukup banyak dan detail, namun selama kita rajin berlatih tes ini pasti akan terbiasa. 
  3. Sumber belajar masih sangat terbatas. Berbeda dengan IELTS dan TOEFL yang memang sudah populer dan banyak sekali tutorial persiapannya, Duolingo English Test ini masih belum banyak diajarkan oleh English experts secara daring apalagi luring. 
  4. Bagi sebagian orang, durasi tes terlalu cepat. Namun bagi saya, justru durasi yang cepat itu sangat seru karena kita bisa belajar lebih keras dan lebih kreatif membuat jawaban. Tujuannya memang seperti itu, dalam waktu singkat kita diuji apakah bisa menyelesaikan soal dengan baik atau tidak. Akan ada momen panik pastinya, dan sensasi itulah yang membuat saya suka tes ini. 
  5. Duolingo sudah menyediakan Practice Test sebagai bahan persiapan untuk test taker. Sayangnya, soal yang diberikan selalu berulang-ulang dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah serta kuantitas soal yang tidak sebanyak di real test. Ini memang tricky, jadi kita harus belajar dengan lebih kreatif agar bisa menaklukkan semua soal yang lebih kompleks saat real test. Tips untuk belajar akan saya bagikan setelah ini ya!

Setelah sekian lama dalam kebimbangan dan ketidakpastian karena sedang pandemi, akhirnya sejak Oktober saya sudah membulatkan niat untuk tes DET ini (Setelah selesai Persiapan Keberangkatan/PK daring LPDP). Jujur tidak banyak yang perlu dipersiapkan, hanya konsistensi dan keseriusan untuk memahami jenis dan trik menjawab setiap pertanyaannya. 

Sebagai seseorang yang sudah pernah tes IELTS dan TOEFL, DET ini bagi saya lebih santai dalam persiapannya. Jika dulu saya harus benar-benar belajar keras dan menggebu-gebu, untuk Duolingo ini saya lebih menikmati proses untuk membuat progres. Nah, proses persiapan saya sekitar satu setengah bulan (tidak intensif, karena sibuk kerja dan mengajar) dengan rajin mencoba practice test yang sudah tersedia. Lalu bagaimana saya mempersiapkan tes ini? Here we go!
  1. Mulailah dengan riset dan pelajari semua hal tentang Duolingo ini. Mulai dari jenis soal, durasi, tingkat kesulitan, strategi dan semua hal detail lainnya. Semua informasi tersedia di Google maupun Youtube. 
  2. Membuat action plan yang spesifik dan terukur. Buatlah rencana waktu untuk melakukan practice test di web Duolingo, latihan mengetik cepat, latihan menulis esai bagus dengan bahasa akademik dalam waktu singkat, latihan speaking, latihan membaca kosa kata sulit, latihan c-test, dan seterusnya.
  3. Membuat akun Duolingo lebih dari satu serta melakukan practice test di lebih dari satu komputer/laptop agar kita bisa menjumpai soal jenis lain. Apabila hanya praktik di komputer dan di akun yang sama, soal yang akan kita kerjakan pun cenderung sama dan pastinya membosankan. Solusinya yaitu kita bisa mencoba logout lalu login dengan akun lain. Selain itu, karena sepertinya Duolingo membaca IP komputer kita, cobalah untuk melakukan latihan di komputer lainnya agar soal yang kita kerjakan benar-benar berbeda. 
  4. Perbanyak mendengar omongan berbahasa Inggris untuk praktik mendengarkan. Tes Listening di DET memang lebih sederhana dibanding IELTS atau TOEFL, namun di Duolingo kesempatan mendengarkan kalimat hanya 3 kali saja. Audio yang tersedia juga ada yang simpel dan ada yang sangat panjang serta kompleks. Latih terus pendengaran kemudian ketikkan di layar monitor agar kita lebih lancar saat tes. 
  5. Siapkan semua hal yang membuat tes lancar tanpa gangguan namun kita tetap nyaman. Siapkan ruangan dengan pencahayaan yang baik dan jauh dari kebisingan, siapkan meja komputer dan kursi yang nyaman, siapkan speaker tambahan dengan suara yang mantap, serta jangan pernah gunakan headset, emulator software, maupun software kamera tambahan karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi penilaian. 
  6. Tetap tenang saat mengerjakan soal. Jangan panik atau terlalu terburu-buru. Caranya agar tidak panik? Banyak berlatih soal, agar kita terbiasa dan sudah siap mengerjakan semua pertanyaan. 
  7. Doa agar semuanya lancar. 

Nah apa hanya itu saja persiapannya? Tentu saja tidak. Pertanyaan lain yang membuat banyak orang penasaran yaitu tentang referensi belajar Duolingo. 

Pada kenyataannya, masih belum banyak informasi dan trik yang diajarkan oleh English experts di internet, sehingga sumber belajar tes ini bisa dibilang terbatas dibanding tes bahasa Inggris lainnya. Namun jangan khawatir, karena masih ada beberapa sumber belajar DET ini yang sangat bagus untuk persiapan. Berikut listnya

Hal lain yang tak kalah membuat penasaran adalah tentang Duolingo Practice Test. Di layanan gratis untuk latihan soal ini, kita akan diberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan soal-soal seperti real test, jadi fasilitas satu ini akan sangat memudahkan kita dan memberi gambaran seperti apa tes yang sebenarnya. 

Ada beberapa pertanyaan terkait dengan practice test ini yang sudah disampaikan ke saya dan inilah daftarnya beserta jawabannya:

Q: Apakah practice test sama dengan real test?
A: Iya, tipe soalnya sama dengan tes aslinya. Hanya saja jumlah soal dan tingkat kesulitan saat tes sebenarnya berbeda. Banyak yang bilang bahwa real test lebih sulit dibanding practice test. namun menurut saya, semua tergantung dari persiapan kita dan mengingat soal di tes ini adaptif, tentu saja akan semakin sulit pertanyaannya apabila banyak soal yang kita jawab dengan benar.

Q: Apakah bisa menggunakan microphone dan headphone eksternal selama test?
A: Tidak boleh, sudah dijelaskan di test rules.  

Q: Saya mendapat skor 115-130, apakah arti skor ini selama practice test?
A: Ada sumber yang mengkonfirmasi bahwa rentang skor tersebut menunjukkan bahwa nilai kita diprediksi berada di antara angka tersebut. Bisa saja nilai kita berada di 115, 130, atau diantaranya.

Q: Skor practice test selalu berbeda-beda, apakah itu mempengaruhi hasil akhir?
A: Tidak ada jaminan bahwa skor practice test akan menjadi sama persis seperti di real test. Bisa saja jika performa kita sangat baik maka akan melebihi estimated score dan juga sebaliknya. Ada yang kebetulan dapat final score terendah dan ada juga yang dapat skor tertinggi. Semua kemungkinan bisa terjadi. So, get prepared very well!

Q: Apakah practice test dari sumber luar bisa dipercaya?
A: Untuk latihan pasti bagus, darimana pun sumbernya. Hal ini dikarenakan soal asli saat DET tidak akan pernah sama dengan practice test, hanya saja tipe soalnya pasti sama. 

Q: Bagaimana tips dapat skor tinggi?
A: Kerjakan semua soal tanpa meninggalkan satu pun soal tanpa jawaban, terutama c-test. Untuk speaking, jangan habiskan waktu untuk memikirkan ide. Usahakan untuk langsung menjawab pertanyaan sesegera mungkin. Untuk writing, pastikan menulis esai lebih dari limit kata yang diminta (I did this and the result was satisfying). Misalkan diminta 50 kata, tulislah >120 kata) karena ini cukup bisa mendongkrak skor. Selengkapnya, ada di sini

Q: Bagaimana perbandingan DET, IELTS, dan TOEFL? Mana yang lebih worthy?
A: It depends on us, sesuaikan dengan kebutuhan. Yuk dilihat tabel ini biar lebih jelas:


Q: Jenis tes apa dari Duolingo English Test yang paling sulit?
A: Sebenarnya semua porsinya sama, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan di salah satu aspek saja. Namun, dari cerita grup Facebook yang mana banyak anggotanya mengunggah sertifikat DET, banyak dari orang-orang (termasuk saya) mendapat nilai production yang relatif rendah dibanding aspek tes yang lain. Ini adalah sebuah pelajaran bagi mereka yang belum tes DET, agar production aspect benar-benar diperhatikan. UCL, contohnya, justru mensyaratkan nilai production DET minimal 120, sedangkan aspek lainnya minimal 115 untuk standar 'good'. Nah, bagaimana detail penilaian tes Duolingo ini? Berikut grafiknya:
Source: https://englishtest.duolingo.com/scores



Masih ada pertanyaan lainnya tentang tes Duolingo ini? Langsung saja cek di sini.

Sejujurnya, saya pun tidak menyebut adanya sebuah trik jitu untuk mendapat skor 130 di DET ini, karena saya juga merasakan drama yang membuat saya merasa payah hingga hampir malas untuk tes ini lagi. Begini ceritanya.




Saya sudah melakukan tes Duolingo ini sebanyak dua kali, namun hanya perlu membayar sekali saja. Kegagalan tes pertama yaitu tes tidak dapat dinilai dikarenakan ruangan yang cukup bising hingga akhirnya saya harus tes ulang di hari lain (seperti gambar di atas dengan keterangan Test Invalid). Sangat disayangkan, padahal saya sudah mempersiapkan mulai dari cari tempat yang ber-AC dengan koneksi internet lancar, cari speaker JBL agar audio listening terdengar mantap, juga pakai laptop stand agar saya bisa nyaman mengetik saat menjawab pertanyaan writing namun tetap memandang kamera. 

Di tes pertama awalnya saya mengerjakan soal dengan baik dan penuh kepercayaan diri. Pun ketika selesai mengerjakan soal, saya merasa puas dan yakin bahwa saya bisa mendapat target skor untuk memenuhi persyaratan UCL. Sayangnya, saat tes berlangsung, tiba-tiba terdengar suara kendaran yang lalu lalang di depan rumah yang membuat saya tidak dinilai, padahal saya merasa suaranya tidak terlalu keras dan tidak akan masuk ke laptop. Rasanya sangat kecewa dan geregetan karena sudah pesiapan matang serta sudah menjawab soal dengan mantap tapi gagal karena faktor lain. 

Life goes on. Dua hari setelah pengumuman tersebut, saya memutuskan untuk pesan satu kamar hotel agar bisa mengerjakan tes dengan lebih tenang tanpa gangguan. Semangat di tes kedua ini tidak seperti di percobaan pertama dan ada sedikit rasa khawatir akan gagal untuk kedua kalinya, jadi saya sangat berhati-hati. Di beberapa menit pertama saya masih menikmati tes dan bisa menjawab dengan baik. Namun sayang sekali, di menit-menit kemudian muncullah suara pesawat terbang tepat di atas atap hotel tempat saya menginap. 

Saat itu memang lokasi hotel cukup dekat dengan bandara Juanda, namun karena pagi itu cuaca cukup buruk sehingga saya menduga tidak akan ada penerbangan yang mungkin mengganggu. Jujur suara pesawat terbang itu merusak konsentrasi saya, dan mulai kehilangan semangat. Di soal c-test terakhir, terdapat dua atau tiga soal yang belum saya kerjakan karena waktu sudah habis. 

Selanjutnya di tes speaking, saya cukup berantakan dan tidak lagi berkonsentrasi karena sudah suudzon akan gagal kedua kalinya atau hasilnya di bawah standar sehingga saya menjawab dengan kurang pede dan substansi omongan saya agak buruk rasanya, tak sebaik di percobaan pertama. Setelah menyelesaikan tes, pikiran lumayan kacau, malas makan, lemas, dan ya begitulah. 

Setelah tes, akhirnya saya menemui teman-teman kantor dan masak-masak bersama untuk menghibur diri. Malam harinya, sekitar pukul 10 malam saya mendapat email dari Duolingo dan rasanya sangat mendebarkan. Rasa takut mengulang tes atau justru hasilnya di bawah ekspektasi terus menghantui. 

Ternyata keajaiban terjadi. Ketika saya buka email, tertulis  saya mendapat skor 130 dari yang sebelumnya saya berfikir akan mendapat skor kurang dari 125. What a surprise! Kemudian esok harinya, hasil tes tesebut langsung saya submit ke UCL dengan penuh semangat karena sudah melebihi standar yang diminta. I was extremely happy!

Dan itulah perjalanan melaksanakan Duolingo English Test dengan segala keseruan dan drama yang terjadi. Rasanya juga bersyukur akhirnya bisa mendapatkan Unconditional LoA dari UCL dengan modal sertifikat bahasa satu ini. 

Untuk para pembaca yang akan berjuang mendapatkan LoA di kampus luar negeri, mungkin Duolingo bisa menjadi salah satu opsi yang cukup menggiurkan. Semoga informasinya bermanfaat dan jika ada pertanyaan silakan tulis di kolom komentar. Semangat belajar dan semangat ya para pejuang LoA!

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Terima kasih!

Thursday, 27 August 2020

Mau Tes IELTS Berbasis Komputer di IALF Surabaya? Ternyata Begini Rasanya!

Source: ieltsgurkul.com


 
Apakah kamu sedang mempersiapkan diri untuk tes IELTS? 

Tepat sekali karena kali ini saya akan membagikan pengalaman tes IELTS yang saya lakukan Agustus 2019 di IALF Surabaya. Yup, sudah satu tahun tapi baru sempat saya bagikan pengalaman ini karena banyak kesibukan setelahnya. And finally, I posted this!


Beberapa orang masih bertanya-tanya, apa itu IELTS dan fungsinya, bagaimana prosesnya, cara belajarnya, dimana ambil tesnya, dan seterusnya. Penjelasan detail tentang IELTS bisa dibaca di google ya, intinya IELTS adalah salah satu tes bahasa Inggris resmi yang menjadi acuan standardisasi kemampuan bahasa Inggris dalam level global. Saya ambil tes ini untuk persiapan mengikuti seleksi beasiswa LPDP 2019 lalu dan saya gunakan untuk mendaftar di University College London. 


Ada beberapa lembaga yang menyediakan tes IELTS di Indonesia, termasuk IDP, IALF, dan seterusnya. Nah, kali ini saya akan berbagi pengalaman tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya. Tes dengan sebutan IELTS CDT (Computer-delivered Test) ini masih sangat baru di awal tahun 2019 dan saat itu hanya IALF yang sudah menyediakannya. IALF sendiri waktu itu hanya ada di 3 kota, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Bali. Berhubung saya bekerja di daerah Waru, tentu saja pilihan terdekat adalah di IALF Surabaya yang ada di daerah Ngagel, Wonokromo. Berikut mapnya:


Tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya kalau tidak salah baru hadir sekitar bulan April atau Mei 2019, nah saat itu saya ambil tesnya di bulan Agustus. Jadi memang belum ada banyak referensi pengalaman tes CDT ini dan bagaimana suasana di sana. Nah apa saja plus minus dari tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya? Simak dulu yuk!


Bagusnya:

  • Biaya sama dengan Paper-based Test Sebelum memilih jadwal, saya datang terlebih dahulu di kantor IALF Surabaya untuk bertanya sepuasnya ke resepsionisnya. Biaya tes IELTS di kantor IALF Surabaya baik PBT maupun CDT masih sama, waktu itu sekitar Rp. 2.950.000. Biaya ini bisa saja berubah dengan konsiderasi nilai rupiah terhadap USD, peralatan yang mungkin akan lebih canggih, dan seterusnya.
  • Urutan tes sama dengan PBT Dimulai dengan Listening, lanjut ke Reading, lalu pindah ke Writing. Tes dimulai sejak pagi jam 08.00. Sedangkan untuk Speaking, kita akan ditanya satu per satu mau ambil jadwal jam berapa di hari yang sama. Dari belasan peserta, saat keluar ruangan setelah menyelesaikan tes di komputer, tim IALF akan menanyai di jam berapa kita akan ambil tes Speaking. Waktu itu kami keluar sekitar pukul 10.40 dan pilihan tes ini antara pukul 11.00, 11.30, 12.00. 12.30, dan seterusnya. Saya ambil pukul 12.30 karena ingin tes setelah sholat dhuhur agar lebih fresh, dan setelah tes harus segera balik ngantor lagi. Speaking saat tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya dilakukan secara langsung dengan examiner, bukan menggunakan mesin/robot.
  • Peralatan masih baru Sangat beruntung saya bisa tes di bulan Agustus 2019, karena peralatan komputer di IALF Surabaya masih sangat baru. Mulai dari ruangan yang sangat bersih, sejuk, meja baru, komputer baru, headset baru, kursi baru, audio baru, dan alat-alat lainnya yang masih baru. Jadi peserta tes pun semakin nyaman bukan?
  • Tes Listening, Reading, dan Writing lebih nyaman (for some people) Jika kamu mau tes IELTS berbasis komputer, inilah beberapa keunggulannya. Untuk Listening, kita akan memakai headset per orang dan duduk di depan komputer yang sudah diberi pembatas satu dengan yang lainnya jadi akan sangat pas untuk konsentrasi. Perangkat ini memudahkan kita memahami semua kata yang muncul dari audio IELTS dan suara yang dihasilkan pun lebih jernih lho. Ada juga tombol volume dari headset yang bisa ditambah atau dikurangi. Untuk Reading, bagi saya CDT lebih mudah karena kita bisa melihat durasi waktu, bisa highlight beberapa kata/kalimat, bisa membaca scanning dengan lebih mudah, dan lebih fokus karena semuanya dari satu layar monitor tanpa perlu bolak balik halaman. Namun, bagi sebagian orang hal ini mungkin terasa kurang nyaman. Untuk Writing, menggunakan komputer seperti ini bisa lebih mudah karena akan lebih mudah saat mengoreksi kesalahan ketik, menghapus, mengulang tulisan, memperhatikan ejaan, dan seterusnya. Sayangnya, bagi sebagian orang mungkin akan terganggu dengan suara keyboard peserta lain saat mengetik esai di komputer. Pilihan ini lebih mudah dibanding dengan menulis manual yang harus readable, hapus ulang ketika salah tulis, serta memakan waktu lebih untuk cek tulisan. But after all, it depends on our preference. Dari pengalaman pribadi, Writing saat tes IELTS di IALF Surabaya sangat nyaman dan saya tidak terganggu dengan suara keyboard sama sekali, karena saya masih memakai headset selama mengerjakan Reading maupun Writing untuk menambah konsentrasi (boleh ditiru 😆).
  • Ada penghitung waktu (timer) di layar Ini keunggulan lain yang membuat kita nyaman. Terdapat penghitung waktu mundur (countdown) di layar monitor dari masing-masing tes. Kita akan lebih mudah mengestimasi waktu dan menyelesaikan soal-soal tes dengan lebih efisien.
  • Hasil tes lebih cepat Yup! Hanya 1 minggu, sertifikat sudah bisa kita terima. Plus, kita bisa pilih mau diantar ke alamat kita (Gratis ongkir) atau diambil di IELTS Surabaya langsung. Waktu itu saya memilih untuk diantar agar saya tidak perlu wira-wiri. Dibanding dengan IELTS PBT umumnya sertifikat baru diambil 1 bulan setelah tes. Kebetulan saat itu saya dan seorang teman sama-sama tes di bulan yang sama, dia PBT di IDP Surabaya dan saya IELTS CDT di IALF Surabaya. Ia sudah tes seminggu sebelumnya, namun saya lah yang lebih dulu menerima sertifikatnya. Enak kan?
  • Pilihan jadwal yang lebih banyak Pilihan jadwal untuk tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya sangat beragam dan lebih mudah. Setiap berapa kali seminggu pasti diadakan tes tanpa harus menunggu kuota penuh (Beda dengan PBT yang umumnya ada kuota >30 orang). Waktu itu saya ambil tes hari Rabu. Menariknya, booking tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya bisa dilakukan H-1 lho! Pendaftaran pun bisa secara daring dengan pembayaran melalui transfer. Intinya, jangan pernah khawatir akan kehabisan kuota peserta atau takut kebanyakan peserta jika ambil IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya.
  • Jumlah peserta tes yang sedikit
    Jika tidak salah, kuota maksimal dalam satu ruangan yaitu belasan atau dua puluhan. Untungnya saat saya tes, jumlah peserta dengan jadwal yang sama hanya 13 peserta, sehingga menyisakan beberapa meja kosong. Bagi beberapa orang, tes dengan jumlah peserta sedikit dan nyaman justru lebih seru dibanding PBT yang diadakan di ruangan besar dengan puluhan peserta dan audio bersama. Belum lagi peserta lain yang mungkin batuk, bersin, atau tingkah lain yang bisa mengganggu konsentrasi kita. Bagi beberapa orang, makin sedikit peserta bisa makin konsentrasi dan nyaman.


Sudah tau bagusnya, sekarang yuk simak tantangan tes IELTS berbasis komputer:

  • Harus pintar mengatur tampilan layar komputer
    Sesaat sebelum tes dimulai, kita akan dihadapkan beberapa opsi pengaturan layar dan audio termasuk volume, kecerahan layar, ukuran tampilan dan seterusnya. Mantap!
    Sayangnya, kita harus lebih waspada dengan volume yang terlalu keras atau terlalu pelan agar tidak terganggu. Untuk kecerahan layar, ini adalah pengalaman saya yang bisa menjadi pelajaran.

    Ada beberapa pilihan warna layar mulai dari agak gelap, yang cenderung biru/kuning, dan seterusnya. Waktu itu saya pilih pengaturan default/bawaan komputer karena tidak mau neko-neko. Ternyata saat menatap layar komputer (yang masih baru) sebesar sekitar 15 inch berlama-lama saya semakin mengantuk parah. Konsentrasi mata saat Listening masih normal, tapi saat ke Reading saya hampir mau tidur saking terangnya layar ditambah dengan suhu ruangan sejuk nan nyaman plus kursi beroda nan empuk. Apalagi mata saya minus dan silinder, makin ngantuk parah! Tapi alhamdulillah nilai Reading saya memuaskan 😁.

    Intinya, atur kecerahan layar dan volume audio dengan baik dan kalau bisa minum kopi untuk penahan kantuk. 
  • Tidak ada tambahan waktu untuk Listening 
    Berbeda dengan Paper-based test, tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya dan di tempat manapun tidak akan ada penambahan waktu untuk mengoreksi dan memindah jawaban listening ke kolom jawaban. Jadi tidak ada ceritanya kita coret-coret jawaban listening di kertas kemudian disalin ke kolom komputer, impossible! Saat audio berakhir maka sisa waktu hanya cukup untuk cek ulang jawaban kita dan bukan untuk menyalin jawaban. Saat waktu habis, tampilan layar akan lanjut ke tes berikutnya secara bersamaan dengan semua peserta lain.
  • Tidak bisa banyak drafting
    Kita akan diperbolehkan coret-coret di kartu ujian (yang sudah disediakan IALF) dan itupun tak banyak dipakai karena keterbatasan waktu. So, prepare yourself better. Try to practice more on IELTS using computer-based simulation tests provided online
  • Harus lebih teliti dan cekatan
    Jangan panik, jangan terburu-buru, jangan terlalu santai. Dengan adanya penghitung waktu, seharusnya kita lebih efisien menggunakannya dan harus lebih cekatan menyelesaikan semua pertanyaan.

Nah itu suka duka dari pengalaman saya saat tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya. IALF benar-benar recommended!

Oh iya, ada beberapa tips tambahan di luar penjelasan panjang di atas untuk kalian yang mau tes, terutama tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya:

  • Persiapkan diri lebih baik. Bisa menggunakan ieltsonlinetests.com ieltsliz.com atau melalui aplikasi. Coba gunakan komputer/laptop saat berlatih. Coba gunakan penghitung waktu saat latihan. Coba gunakan headset saat Listening jika memang memutuskan untuk tes IELTS berbasis komputer. Pokoknya harus benar-benar computer-literate
  • Pastikan booking di jauh-jauh hari agar lebih tenang saat persiapan tes. Datangi langsung ke resepsionis jika ingin bertanya lebih banyak dan lebih mantap.
  • Buat jadwal latihan secara spesifik setiap hari dengan alokasi waktu 2-3 jam (atau sesuai kemampuan) dan dilakukan secara konsisten. Senin-Jumat untuk latihan, Sabtu dan Minggu untuk simulasi tes. 
  • Pastikan badan dalam kondisi fit, karena aturan saat tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya tidak boleh ganti jadwal jika tidak berada dalam keadaan darurat. 
  • Pastikan perut terisi, istirahat cukup, dan mata sudah siap dengan kesilauan layar monitor. Minum kopi bisa juga menjadi opsi agar semakin melek. 
  • Di dalam ruangan saat tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya diperbolehkan membawa minum dan disediakan air untuk kita. Jadi kita bisa membawa botol minum dan diisi ulang di sana. Tapi jangan sampai kebanyakan minum juga, karena kita tidak akan diizinkan ke toilet sama sekali di waktu tertentu selama tes, padahal ruangan sangat dingin jadi bisa saja beser. 
  • Beberapa sumber dan cara belajar IELTS:
    Listening: Cari di Youtube → Cambridge IELTS Listening. Ada banyak part nya, try them all, bisa cari di aplikasi atau google dengan keyword IELTS Listening.
    Reading: https://ieltsonlinetests.com/ atau https://ieltsliz.com/ atau situs sejenis lainnya.
    Writing: Cari topiknya di google, atau yang cukup terupdate ada di ieltsliz.com lalu untuk koreksi tulisan bisa menggunakan paperrater.com edubirdie.com grammarly.com dan kawan-kawannya.
    Speaking: Cari teman, cari mentor, nonton Youtube, record suara sendiri, dan masih banyak cara keren lainnya. 
  • PAKSA DIRI untuk belajar lebih keras lagi. IELTS tidak mudah tapi pasti bisa ditaklukkan kok. Biaya tes ini pun mahal (bagi saya dan beberapa orang hehe) jadi jangan sia-siakan uang tersebut.
  • Cari referensi atau cerita orang-orang yang sudah pernah IELTS sehingga kita bisa belajar dari mereka. 
  • Ambil bimbel bila dirasa perlu. Sudah banyak layanan bimbingan dan pemantapan sebelum tes IELTS di Indonesia, tinggal siapkan waktu, biaya, serta semangat belajar. Kalau saya belajar secara mandiri selama kurang lebih dua bulan (kurang intensif) dan hanya bisa belajar di jam 20.30-21.45. Buat pilihan yang tepat sesuai kemampuan kalian apakah mau belajar mandiri atau belajar di bimbel.
  • Buat target yang spesifik dan jangan tanggung-tanggung, buatlah target tinggi dan kalau bisa berusaha melampaui targetnya. Dan ingat, semakin tinggi target maka harus semakin keras juga usahanya ya. Sesuaikan juga dengan kebutuhan (kerja/kuliah/beasiswa) dan lakukan usaha maksimal untuk mencapainya.
  • Jangan takut gagal. Jika target tidak tercapai, coba lagi usaha lagi doa lagi. Saya punya teman yang tidak mencapai target untuk bisa mendapatkan LoA di salah satu kampus di London, dia pun tetap belajar lagi walau harus merogoh kocek lagi. Don’t worry guys, it’s normal. A wise man once said “If your dream doesn't scare you, your dream isn’t big enough”. Nikmatilah proses susahnya, gagalnya, pahitnya, dan kendala lainnya yang akan membuat kita Stronger & Unstoppable

Buat yang penasaran dengan seperti apa penampakan sertifikat IELTS berbasis komputer, bentuknya sama saja dengan yang PBT yaitu berbentuk tercetak (bukan digital). Hanya saja pengiriman lebih cepat dibanding PBT. Penasaran? Yuk lihat ini contoh punya saya:

jsdjhjd
Sertifikat IELTS Berbasis Komputer

Nah itu tadi beberapa  info yang bisa saya bagikan dari pengalaman tes IELTS berbasis komputer di IALF Surabaya. Masih ada yang penasaran? Atau masih ada info belum jelas dari tulisan di atas? Yuk langsung aja tanya di kolom komentar :)

Semoga informasi ini bermanfaat ya!


Tuesday, 25 August 2020

Kuliah untuk Kerja VS Kerja untuk Kuliah

 

“The past is always tense, the future perfect.”

― Zadie Smith

Mungkin itulah quote yang bisa mengingatkan kita sebelum menentukan mana yang ingin dicapai; Kuliah untuk kerja atau kerja untuk kuliah. Kata kuncinya adalah masa depan. Bagaimanapun caranya, dengan pilihan yang mana pun yang kita ambil, tujuannya yaitu untuk masa depan yang luar biasa bukan?

Banyak pertanyaan datang soal ini, karena banyak pula teman-teman yang masih bingung harus memilih yang mana dan menentukan mana yang terbaik dari dua pilihan tersebut. Pada akhirnya, semua pilihan hanya kita lah yang menentukan, bukan orang lain. Lalu bagaimana cara menentukan? Identifikasi diri sebaik mungkin, apa yang kita butuhkan dan inginkan kemudian dibandingkan dengan kondisi yang sedang dihadapi dan peluangnya di masa depan maupun tantangan/resikonya. Let's start thinking both ways!

Kuliah untuk Kerja. How does this feel? 

Pernahkah kita ditanyai orang tua atau teman atau orang sekitar tentang apa tujuan kita kuliah? Atau pernahkan dibanding-bandingkan dengan orang yang lebih sukses setelah kuliah atau sukses tanpa kuliah? Atau ada yang pernah nyeletuk "Ngapain kuliah toh nanti juga kerja jadi buruh kok"?Pertanyaan-pertanyaan ini agak terdengar horor bagi sebagian orang, namun justru seharusnya bisa mengasah pola pikir kita agar lebih tahu apa yang kita mau dan bagaimana menggapai apa yang kita mau. 

Saat berada di kampus, sering kali telinga kita mendengar kata-kata mutiara dari teman, senior atau mungkin dosen bahwa selama kuliah sebaiknya aktif ikut organisasi ini itu, punya target IPK tertentu, aktif kegiatan ini itu, agar punya softskill dan hardskill yang mumpuni untuk bisa lebih siap kerja dan mudah diterima kerja. But wait! Keep in your mind bahwa benar tidaknya pernyataan seperti itu, kita lah yang menentukan. Oleh sebab itu, kemampuan berpikir secara holistik dengan strategi jitu sangat diperlukan, dan kesempatan mengasah cara berpikir seperti ini banyak diajarkan di perguruan tinggi. 

Tak bisa dipungkiri, pada akhirnya semua orang akan butuh untuk bekerja sebagai siklus hidup, begitupun bagi mereka yang merasakan bangku kuliah. Ada banyak hal istimewa ketika kita sudah melalui fase kuliah yang bisa menjadi modal signifikan untuk memulai kehidupan baru di dunia kerja;

  • Jaringan (Networking) yang luas

Yup, di perguruan tinggi kita akan mengenal banyak orang dari berbagai kemampuan, daerah, kepercayaan, suku, bahkan status sosial. Inilah kesempatan yang perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Itulah mengapa bergabung organisasi penting, karena kita akan bertemu dengan orang baru dengan karakteristik yang berbeda dan belajar bekerja sama dengan banyak orang. Akhirnya kita belajar kepemimpinan, solidaritas, problem solving, toleransi, public speaking, nilai altruisme, dan pembelajaran keren lainnya. 

Ditambah pula ada program KKN, magang atau PKL, pengabdian masyarakat, pertukaran mahasiswa, dan sejenisnya yang hanya tersedia di perguruan tinggi. Sehingga bisa dikatakan kampus adalah pabrik untuk mencetak manusia yang lebih siap menghadapi masa depan, apapun profesinya.

Nilai-nilai dari networking dari kampus sangat berperan menyiapkan mental kita selama masuk ke dunia kerja, apapun profesinya. Kita akan tahu cara mengatasi pekerjaan yang sulit, menyelesaikan pekerjaan bersama orang lain, emosi yang naik turun karena orang-orang di tempat kerja, dan seterusnya. 

Bedanya dengan momen magang ketika di SMK yaitu kita lebih sering disuapi oleh perusahaan atau pekerjaan yang diselesaikan terbatas. Namun ketika kita mahasiswa, tantangan yang diberikan bisa saja setara dengan karyawan di tempat kerja tersebut. 

Saya adalah mantan siswa SMK yang dulu diminta orang tua untuk kerja setelah lulus, namun pada akhirnya saya memilih untuk kuliah. Saya tahu betul perbedaan yang saya rasakan antara di sekolah dengan perguruan tinggi, apalagi di PTN dengan standar dan tantangan yang jauh lebih menantang. 

  • Melatih pola pikir

Berfikir mungkin nampak mudah dan tak perlu pendikan khusus, namun perlu dilatih. Nah, perguruan tinggi adalah salah satu tempat terbaiknya. 

Di perguruan tinggi, kita akan belajar bagaimana menyelesaikan tugas atau ujian dengan tenggang waktu yang singkat, bagaimana rasanya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya untuk dapat pemahaman dan nilai terbaik, tugas kelompok, observasi, berkompetisi dengan sehat, menciptakan inovasi dan penelitian sebagai upaya menjawab masalah yang terjadi di masyarakat, maupun membuat proyek tertentu yang membuat bingung dan ingin menyerah tapi pada akhirnya berhasil membuatnya. Seriously, it is really worthwhile!

Pengalaman itu akan sangat berdampak kepada performa kita saat bekerja. Bisa dikatakan, sekali lagi, kuliah adalah salah satu persiapan terbaik untuk bekerja dengan lebih baik. 

  • Menambah wawasan & skill

No more questions about this. Puluhan mata kuliah dengan ratusan SKS lah yang akan mengisi otak kita dengan pengetahuan baru. Bukan hanya tentang memahami materi, kita akan belajar presentasi, diskusi, menulis, mengolah data, komunikasi dengan orang lain, negosiasi, dan masih banyak lagi. Belum lagi ada kuliah berbasis praktik yang semakin membuat kita terlatih. 

Bekal inilah yang akan menambah rasa “Pride & Confidence” saat melangkahkan kaki di dunia kerja. Setidaknya kita akan bertemu dengan orang-orang dengan frekuensi yang sama agar bisa berdiskusi tentang topik tertentu dan saling tukar pikiran dengan lebih banyak orang. Kita juga akan belajar lebih banyak dari orang-orang profesional yang sudah berkecimpung di bidangnya dalam waktu lama. It would be a nice lesson for us.

  • Self-management yang lebih baik

Ketika kuliah, kita terbiasa untuk mengerjakan tugas sesuai deadline, bertanggung jawab jika salah atau tidak menyelesaikan tugas, mengatur waktu mengerjakan tugas dan waktu istirahat, mengatur jadwal kegiatan dalam organisasi, membagi waktu untuk bersenang-senang dan olahraga, mengatur waktu selama di kos, belajar masak untuk makan sehari-hari, maupun berjuang mengumpulkan rupiah demi bertahan hidup.

Kesempatan itulah yang ampuh mencetak kita menjadi sosok yang jauh lebih well-managed dan momen ini belum tentu bisa kita dapatkan di tempat lain. Manajemen diri inilah yang akan selalu kita bawa di manapun kita berada. Manfaatnya yaitu kita akan lebih mengeksplorasi diri kita dari sisi apa yang kita mau, butuh, dan mampu. 

Tapi jangan salah, banyak juga orang yang justru mengalami hal sebaliknya. Saat berada di dekat orang tua, mereka lebih disiplin dalam manajemen diri, namun saat terpisah dari keluarga selama kuliah justru semakin berantakan. After all, we decide what we want to become.

Kemampuan manajemen diri sangat penting sebagai modal bekerja, apalagi aturan perusahaan pasti lebih ketat dibanding saat di kampus, yang mana kita masih bisa bolos, nakal, dan seterusnya. Nah, di dunia kerja kita akan mengenal aturan-aturan yang lebih kompleks seperti jam kerja yang wajib ditaati, sanksi dari setiap pelanggaran, cara berpenampilan, cara merawat diri, dan seterusnya. Kita tidak akan merasa kaget saat sudah terbiasa melakukan ini sebelumnya, terutama selama kuliah.


Kerja untuk Kuliah. Cool!


Keren banget kalau kita bisa melakukan pilihan kedua ini. Tidak semua orang beruntung memiliki sumber keuangan yang cukup untuk membayar biaya kuliah, jadi mau nggak mau ya harus pinter cari penghasilan untuk ditabung sebagai modal belajar di perguruan tinggi.


Orang-orang yang bekerja demi bisa kuliah justru sangat inspiratif. Alasannya jelas, karena mereka paham betapa pentingnya pendidikan, paham cara berjuang untuk mewujudkan mimpinya, dan paham medan perang di dunia kerja dan bagaimana mengatasinya. Tentu ini akan menjadi potensi kuat untuk bisa stand out selama belajar di bangku kuliah.  Apa saja sebenarnya manfaat bekerja untuk kuliah?

  • Siap mental menghadapi semua kesulitan

Di tempat kerja banyak sekali ilmu dan pengalaman yang bisa diserap, yang akan mendidik kita menjadi seseorang yang lebih siap menghadapi kesulitan apapun. Orang yang bekerja berarti mereka sudah punya target dan tujuan jelas untuk apa uang yang mereka kumpulkan, sehingga cenderung bekerja lebih keras untuk mencapai tujuan itu. Nah, momen ini sangat bagus sebagai modal menghadapi berbagai kesulitan di bangku kuliah. Di sisi lain, dunia industri dengan dunia kampus pasti akan jauh berbeda, namun dengan bekal pengalaman kerja inilah yang akan membuat kita lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan itu. 


Namun tidak semua orang mengalami hal yang sama. Masih banyak juga yang sudah bekerja tapi terjebak dengan gaya hidup yang wow, malas membaca materi kuliah dan lebih banyak cari kerja sambilan saat kuliah, niat yang hanya sebatas ingin dapat “gelar” saja, dan masih banyak lagi. Belum lagi ada juga rasa malu karena telah menunda masa kuliah (gap year) lalu kuliah bersama adik kelas yang usianya lebih muda dari kita. After all, it depends on us. Just focus on our target and anything will be okay


Saya pun juga sudah bekerja selama hampir satu tahun sebelum kuliah, walaupun alasan kerja ini bukan karena menabung untuk kuliah namun hanya untuk isi kekosongan waktu setelah gagal SBMPTN sebelumnya. Namun semua terasa mudah selama kuliah, bahkan bisa lebih menonjol dibanding mahasiswa lainnya berkat pengalaman kerja yang sudah pernah dirasakan sebelumnya. 

  • Lebih matang dalam pola pikir dan manajemen finansial

Bagaimana pola pikir bisa lebih matang saat sudah pernah bekerja? Kita akan semakin memandang hal futuristik dan cenderung pragmatis, sehingga lebih tau mana yang penting dan tidak, mana kebutuhan dan keinginan, mana yang membuat kita kuat ataupun lemah, pertemanan seperti apa yang dibutuhkan, komunikasi model apa saat bertemu dosen atau teman, dan sikap lainnya. 


Kedua, karena sudah tahu susahnya cari uang, kita pun akan semakin bijak menggunakan uang selama kuliah. Yup, kebutuhan selama kuliah pasti selalu ada bengkaknya dan sering tak terduga. Untungnya dengan pengalaman kerja itu, kita akan semakin bijak mengelola pengeluaran dan berusaha memperoleh pemasukan lain namun tidak mengganggu waktu belajar. Kita akan lebih tahu mana yang perlu kita lakukan dan mana yang tidak, mana yang menguntungkan dan mana yang tidak, dan seterusnya. 


Beberapa dari mereka juga memutuskan untuk lanjut cari cuan dengan berbisnis atau kerja sampingan selama kuliah. Apapun bisa dilakukan selama tidak lupa dengan tujuan pertama kali untuk kuliah, yaitu menuntut ilmu sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya. 

  • Bisa memprioritaskan rencana dan kebutuhan dengan lebih baik

Rencana sangat diperlukan sebelum memulai langkah dalam mengejar suatu hal, agar kita tidak asal melangkah atau bahkan tersesat. Seperti halnya pengalaman kerja yang kita miliki, kita sudah pernah merasakan pedas manisnya bekerja sehingga lebih tau bagaimana mempersiapkan diri untuk memperoleh pencapaian selama di perguruan tinggi dan mendapat pekerjaan yang lebih baik setelah lulus kuliah nanti. Menariknya, kita tidak lulus sebagai fresh graduate tapi  justru lulus dengan pengalaman kerja akan menjadi poin plus saat melamar kerja. Persaingan kerja kian lama kian menantang, sehingga kita perlu kekuatan dan aspek pembeda kita dengan yang lainnya. Nah, pengalaman kerja inilah salah satunya. Jadi, jangan pernah sia-siakan kesempatan kerja sebelum menikmati bangku kuliah dan jadikan pengalaman itu sebagai pembeda kita agar lebih unggul dibanding lainnya selama dan setelah kuliah. 


Ada sebuah cerita dari salah satu teman seangkatan waktu di S1 dulu, sebut saja mbak Si. Dia tampil di acara perpisahan pondok pesantren dengan bercerita tentang perjuangannya untuk bisa masuk kuliah di PTN. Ia berasal dari keluarga yang tidak mampu, pun kedua orangtuanya sudah meninggal dunia. Dulunya mbak Si ini tinggal bersama nenek, dan setelah lulus SMA memutuskan untuk bekerja demi bisa nabung untuk biaya kuliah. Ya, bekerja untuk kuliah. Akhirnya ia bisa masuk PTN tahun 2015 dengan biaya sendiri hasil dari tabungan selama bekerja satu tahun. Ternyata, semua tidak semudah yang dibayangkan. Uang yang ia kumpulkan jauh dari kata cukup karena kebutuhan finansial mahasiswa baru umumnya cukup banyak. Sedangkan ia tak punya penghasilan lagi, dan mustahil minta uang ke neneknya terus menerus. 


Apa yang mbak Si lakukan? Dia rela berjalan kaki dari kampus ke terminal dengan jarak lebih dari 10 km saat ingin pulang kampung demi menghemat pengeluaran, ia puasa Senin-Kamis, makan 1-2 kali sehari, dan seterusnya. Bahkan mbak Si hanya dapat 50 ribu dari neneknya sebagai jatah sebulan, hampir putus kuliah di semester 2 karena sudah tidak sanggup dengan segala biaya tapi akhirnya dibantu oleh salah satu dosen yang membiayai semuanya. Ia pun nadzar kalau lolos PTN dan bisa kuliah, ia akan berkomitmen menjadi penghafal Quran. Keren banget! Menginjak semester 3, ia akhirnya diberi beasiswa Bidikmisi oleh kampus. Dan sejak saat itu dia mulai bangkit lagi menata semangat belajar serta berhasil menghafal Quran. What an achievement! 

Dari cerita mbak Si di atas, kita bisa lihat bahwa bekerja untuk kuliah itu sangat keren, tapi kita juga perlu realistis apakah uang tersebut akan cukup untuk digunakan selama 4 tahun atau tidak. Dengan niat yang kuat untuk belajar, pasti akan ada jalan yang terbaik dari Tuhan. 

Lalu, apa solusi terbaik bagi yang ingin merasakan bangku kuliah namun terkendala dengan biaya? 

Salah satu caranya adalah cari beasiswa. Jelas saat ini sudah banyak pilihan beasiswa S1 hingga S3 dengan kualifikasi dan tantangan tertentu untuk ditaklukkan. Asal kita serius mempersiapkan dan mempertanggung jawabkannya, tidak ada beasiswa yang tak dapat ditaklukkan kok. Jika merasa standarnya tinggi padahal kita menginginkan beasiswa itu, maka kita perlu naikkan kualitas kita agar bisa layak menerima beasiswa tersebut. In short, everything will be easy once we work harder for it.

Jadi kamu tim mana? Kerja untuk kuliah atau kuliah untuk kerja?

Both of them remain worthwhile for you. So whatever you choose, just make it right!


Monday, 27 July 2020

Q&A Session: Perjalanan Mencari Beasiswa Luar Negeri








Tuesday, 17 March 2020

Cepet Banget Dapat Kerja, Ada Orang Dalam Ya?



“The Power of Orang Dalam”, mungkin kita pernah atau bahkan sering mendengar kalimat ini dilontarkan oleh beberapa orang sebagai candaan saat bertemu dengan teman-temannya yang telah bekerja, saya pun kebetulan pernah mendengarkan secara langsung. But sadly, it was directed to me. Ternyata ada hal menarik dari kalimat ini lho!



Sekitar enam bulan lalu di hari Sabtu siang saya melakukan perjalanan dari Surabaya menggunakan kereta dan turun di Stasiun Kota Malang. Tujuannya jelas, karena saya masih sering aktif di kegiatan kampus terutama di komunitas debat meskipun saya sudah bekerja. Kebetulan saat itu saya sedang menjadi pelatih debat kandungan Al-Quran dalam bahasa Inggris dalam acara MTQ Mahasiswa Nasional oleh Kemenristekdikti (Sebelum berubah menjadi KemenristekBRIN) untuk Universitas Brawijaya.

Turun dari kereta, saya langsung berburu ojek online (Ojol) untuk mengantar saya ke masjid Ulul Albab, tempat saya latihan dengan Adisty hari itu. Di perjalanan, banyak hal yang kami bicarakan termasuk tentang pekerjaan. Masih sangat teringat ketika kami lewat di depan RSSA Malang, abang ojol bertanya “Waah enak ya mas kerjanya, punya orang dalam ya?”

I was almost upset. Sempat terfikir mungkin saya hanya salah dengar. Lalu saya konfirmasi, “Orang dalam, mas?” dan dijawab “Iya, mas.” Mendapat pertanyaan ini dari orang yang belum mengenal kita rasanya sedikit mengagetkan memang, namun alhamdulillah bisa saya ceritakan dengan nada penuh tawa jadi abang ojol pun mengerti.  

Bagi yang pernah bercanda dengan menanyakan hal ini kepada teman yang baru saja bekerja, let me tell you something.

Mungkin ada orang yang bekerja dengan koneksi yang dimiliki, mungkin juga ada orang yang mudah mendapat pekerjaan karena bantuan orang tua, atau apapun itu yang dikaitkan dengan frasa “Orang dalam”. Namun, masih banyak juga lho anak muda atau bahkan lulusan sarjana yang bisa bekerja dengan baik dengan perjuangannya sendiri tanpa embel-embel orang dalam.

Briefly, saya sidang skripsi awal Agustus 2018 kemudian harus menyelesaikan revisi dan menunggu tanda tangan dari dosen penguji yang ternyata berangkat ke luar negeri selama lebih dari satu bulan setelah saat saya berburu tanda tangan. Setelah berbagai drama skripsi, akhirnya saya menerima Surat Keterangan Lulus (SKL) di tanggal 24 September 2018. Seminggu setelahnya, yaitu tanggal 1 Oktober saya sudah mulai bekerja di PT. Bimasakti Multi Sinergi. Kok bisa secepat itu? Punya orang dalam?

Tentu saja tidak. I am nobody

Semua orang bahkan orang tua saya pun tak pernah tahu bahwa saya sudah coba-coba melamar pekerjaan sejak awal Juli 2018. Why? Karena saat itu kebetulan libur lebaran dan saya cukup gabut tidak ada aktivitas karena skripsi sudah selesai hanya tinggal menunggu sidang. Juga, saya memang menargetkan mendapat pekerjaan impian secepatnya bahkan sebelum saya wisuda sarjana. So, saya sempatkan untuk cari tahu bagaimana menggunakan JobStreet dan melamar pekerjaan yang sesuai, yaitu di bidang writing atau public speaking.

Coba-coba kok bisa tembus wawancara? Orang dalam nih!

Bukaaan! As a perfectionist, tidak ada perjuangan yang main-main, jadi harus disiapkan sebaik mungkin. Saya mengajukan hampir 70 lamaran secara online (and of course tanpa ijazah haha) ke berbagai perusahaan dengan penuh percaya diri. Yup, itulah senangnya menggunakan layanan online, tanpa perlu ijazah, hanya membuat profil diri semenarik mungkin untuk mendapat pekerjaan impian.

Satu lagi, langkah ini sudah saya siapkan sejak saya berada di semester satu saat kuliah. Once again, sejak di semester satu! Di buku diary saya menuliskan saat itu bahwa saya harus menargetkan diri untuk menjadi lulusan terbaik, koleksi prestasi non-akademik, ikut komunitas tertentu, part-time job, menang lomba tertentu, kerja sebelum wisuda, S2 setelah setahun bekerja, dst.

Bahkan, saya sudah menargetkan diri untuk kerja di Surabaya dengan gaji sekian, di kantor seperti ini itu, dengan ruangan ber-AC yang nyaman, lingkungan yang suportif, dan detail lainnya yang sudah saya gambarkan di kepala saya. Itu sudah saya pikirkan sejak dulu kala, bukan sebuah keputusan yang impulsif.

Kok bisa se-pede itu?

Bukan overconfident, tapi lebih pada mengenali diri luar dalam sebaik-baiknya. Saya pun punya perasaan ragu, takut gagal dan seterusnya. Seingat saya sudah lebih dari 5 kali diundang wawancara, 2 diantaranya dilakukan melalui telepon. Tapi entah mengapa hati saya merasa cocok dengan Bimasakti ini padahal sebelumnya tidak kenal sama sekali.

Saat seleksi di kantor satu ini, saya bukan satu-satunya. Bahkan di persyaratan jelas ditulis “Diutamakan yang memiliki pengalaman kerja 2 tahun”. Tentu saja saya sempat khawatir tapi saya selalu percaya saya adalah sosok yang sangat kompetitif. Pelamar lain saat itu sudah memiliki pengalaman kerja, rasanya hanya saya saja yang fresh graduate, tentu saja saya makin ketar-ketir. Apalah saya, hanyalah fresh graduate yang belum punya ijazah karena belum wisuda.

Semua berjalan lancar, mulai dari tes tulis, tes psikologi, wawancara pertama hingga ketiga. Saya pun memulai bekerja sebelum wisuda, dengan bermodal SKL. Senangnya, semua sesuai dengan yang saya targetkan sejak semester satu. So thankful for that.

Oiya satu lagi, dulu waktu maba sering dinasehati senior kurang lebih seperti ini “Jangan melulu mengejar nilai dan IPK yang mentereng, karena itu tidak akan berguna di dunia kerja. Yang dibutuhkan di dunia kerja adalah soft skills yang hanya bisa didapat kalau kita aktif berorganisasi.” Nah, saya dari dulu bernafsu membuktikan bahwa ini salah total, mahasiswa masih bisa kok punya IPK mantap dan aktif di organisasi karena prestasi akademis juga mempengaruhi cara dan kualitas kerja kita lho, I proved it. Mereka saja belum kerja profesional karena masih mahasiswa kok sotoy menyimpulkan seperti itu. Trust me, both are important!

Well, how did I make it happen? Karena saya selalu berusaha kenal diri, mengetahui apa yang membuat saya unggul dan bagaimana cara saya membawa diri dengan keunggulan itu serta saya sadar kelemahan saya dan bagaimana membuatnya menjadi sebuah titik mengembangkan diri. Jangan lupa juga untuk membuat target hidup yang jelas dan terukur, serta memiliki sikap syukur, kompetitif, dan pantang menyerah. Pokoknya SELF DETERMINATION sangatlah penting!

Intinya, apa yang kita tanam itulah yang kita petik. Tidak cukup kalau baru tanam 2 hari langsung berharap panen. Semua perlu dipersiapkan dengan sangat baik sebagai long-term target dan dieksekusi sebaik-baiknya. Buktikan bahwa kita bisa bekerja dengan baik karena kualitas kita yang sudah dipersiapkan dengan matang melalui pengalaman, cerita hidup, dan pencapaian selama ini.

Further discussion is welcomed. Terima kasih :)